Kalau sepak bola punya tokoh anime, N’Golo Kanté tuh kayak karakter pendiam yang cuma senyum, tapi ternyata punya chakra tak terbatas. Lari 90 menit tanpa capek? Bisa. Tutup tiga posisi sekaligus? Bisa. Ngalahin lawan yang lebih tinggi, lebih besar, lebih mahal? Udah sering.
Gak heran kalau fans dari berbagai klub bisa satu suara:
“Lo boleh benci Chelsea, tapi lo gak bisa benci Kanté.”

Awal Karier: Dari Liga Rendahan ke Premier League
N’Golo Kanté lahir 29 Maret 1991 di Paris, Prancis. Anak dari imigran Mali, dia tumbuh dengan gaya hidup sederhana. Ceritanya gak mulus kayak bintang akademi lain. Bahkan, dia sempat main di liga amatir dan diremehkan karena ukuran tubuhnya yang mungil.
Tapi satu hal dari dulu sampai sekarang: dia lari gak pake rem.
Karier pro-nya baru mulai naik saat main di Caen, dan dari situ, klub Inggris mulai lirik. Tahun 2015, Leicester City ngeluarin sekitar £5 juta buat boyong dia. Dan keputusan itu… jadi salah satu transfer paling OP dalam sejarah Premier League.
Leicester City: Dongeng yang Gak Masuk Akal
Bareng Claudio Ranieri, Kanté jadi bagian dari tim Leicester yang… ya lo tahu sendiri—juara Premier League 2015/16. Bukan runner-up, bukan lolos UCL, tapi beneran juara.
Dan semua mata langsung ke dua pemain: Riyad Mahrez dan Jamie Vardy. Tapi fans yang ngerti bola bilang:
“Leicester gak bakal juara tanpa Kanté.”
Dia bener-bener:
- Nge-press dari tengah
- Bikin intercept kayak GPS hidup
- Nutup ruang kayak dua orang sekaligus
- Kasih bola ke playmaker dalam posisi bersih
Statistiknya musim itu gila: rekor tackle + intercept terbanyak di liga. Dia kayak main FIFA dengan stamina 99 non-stop.
Chelsea: Naik Level, Tetap Rendah Hati
Setelah musim ajaib di Leicester, Kanté pindah ke Chelsea tahun 2016. Dan lo tau apa yang terjadi?
- Langsung juara Premier League musim pertamanya
- Dapat penghargaan PFA Player of the Year (jarang banget buat gelandang bertahan)
- Bantu Chelsea juara FA Cup, Europa League, Champions League, dan Piala Dunia Antarklub
Kunci dari kesuksesan itu? Kanté tetap main dengan cara dia:
- Gak banyak gaya
- Lari sampai akhir
- Jaga bola dengan tenang
- Tetap senyum kayak abis jogging sore, padahal habis tutup Messi
Gaya Main: Gelandang Serba Bisa Tanpa Drama
Kanté adalah gabungan antara:
- Box-to-box: dia bisa ambil bola di area sendiri dan nyampe ke kotak lawan
- Ball winner: tukang curi bola yang bersih, bukan tukang tabrak
- Transition master: abis dapat bola, langsung nyambung ke serangan
Dan semua itu dia lakuin tanpa emosi berlebihan. Gak ada selebrasi over, gak ada protes keras. Dia cuma main. Fokus. Kasih 110%.
Itu kenapa dia disebut:
“Tipe pemain yang bikin lo pengen kasih medali, walau dia lawan lo.”
Timnas Prancis: Dari Underrated ke Juara Dunia
Di Piala Dunia 2018, Kanté jadi fondasi utama di lini tengah Prancis. Lo bisa bilang Pogba bersinar? Iya. Tapi coba liat siapa yang bikin Pogba bebas naik?
Yup: Kanté.
Dia:
- Nutup ruang buat Griezmann
- Backup buat Matuidi
- Jadi tembok tak kasat mata di tengah
Walaupun di final dia agak kesulitan (karena sakit), performa keseluruhan dia di turnamen itu bikin dunia tahu: dia bukan cuma gelandang Inggris-an doang.
Off the Pitch: Sederhana, Sopan, Gak Pernah Nyari Sorotan
Di luar lapangan, Kanté beda banget sama pemain bola kebanyakan:
- Masih pake Mini Cooper walau gajinya miliaran
- Pernah dateng ke nikahan fans random karena diundang
- Gak pernah bikin masalah sama klub
- Gak aktif di medsos—no drama, no flexing
Orang bilang dia “too good to be true.” Tapi makin lo liat, makin lo sadar:
“Emang ada orang kayak dia. Beneran.”
Cedera dan Kepindahan ke Al-Ittihad
Sayangnya, fisik Kanté mulai keteteran karena cedera berulang. Setelah 7 musim luar biasa di Chelsea, tahun 2023 dia pindah ke klub Arab Saudi, Al-Ittihad.
Banyak yang sedih, tapi juga paham:
- Dia udah kasih segalanya buat Chelsea dan Prancis
- Di usia 32+, dia layak dapet ritme baru
Dan ya, walau main di liga yang lebih santai, respek ke dia gak berkurang satu bit pun.
Apa yang Bisa Kita Pelajari dari N’Golo Kanté?
- Kerja keras > show off.
Kanté buktiin lo bisa dihormati tanpa flexing. - Jadi baik itu keren.
Dunia bola keras, tapi dia buktiin kindness bukan kelemahan. - Ketekunan bakal ngalahin ekspektasi.
Dari semi-pro ke juara dunia? That’s legendary.
Warisan: Si Pendiam yang Selalu Ada Saat Tim Butuh
N’Golo Kanté gak pernah jadi bintang di iklan mewah. Tapi dia jadi bintang di mata rekan setim, pelatih, dan bahkan lawan. Dalam era sepak bola yang suka sorotan, Kanté pilih diam—dan biarin permainannya ngomong sendiri.
Gak semua superhero pakai jubah. Kadang, mereka cuma pakai kaus dalam, senyum kecil, dan stamina gak abis-abis.